Tuesday

Jalan Pasar Besar di Kala Pagi dan Malam

Setelah dibersihkan dari PKL, jalan pasar besar mulai tampak bersih dan sedikit teratur. Toko2 yg selama ini 'terdholimi' oleh kumpulan rombong menampakan wajahnya. Terlihat wajah2 peninggalan lama yg masih tersisa. Berikut jalan pasar besar di waktu pagi, difoto saat pasukan PKL belum dipindahkan.



Setelah para PKL dimutasi ke barat, cukup terasa lapang dan nyaman berjalan di kawasan ini walau belum bersih total. Parkir yg masih kurang dirapikan dan beberapa PKL non pedagang buah yg masih membandel.


Toko sepatu eagle ini merupakan wilayah sejarah yg kerap dilupakan. Saya percaya empunya memiliki foto2 mulai jaman pembukaan awal


Gajahmada berbenah menghadapi persaingan. Sebagai mall tua di kota Malang, gajahmada tetap tak kehilangan peminat.


Teramat susah utk melupakan PAPINYA sebagai simbol nostalgia di kawasan pasar besar ini. Toko yg cukup berjasa dalam membantu banyak anak menggapai cita2 setinggi langit. Toko yg masih menjaga tiap sudutnya serupa dgn pertokoan era 70an dgn bau yg teramat khas Sungguh toko ini merupakan 'dinosaurus' yg masih bertahan.



Ikon lain kawasan pasar besar adalah Toko Tio. Satu lagi toko dinosaurus yg bernilai serupa permata berlian. Toko ini khas pertokoan era kemerdekaan. Interior, lampu dan isinya teramat jadul. Lukisan2 dan segala pernik jaman dulu masih ada yg bergentayangan di sini. Bila anda menganggap toko oen adalah yg tertua, mampirlah sekali kemari. Bahkan bau tokonya saja sudah bisa membawa ke era dimana honda c-70 pertama kali terbit.




Dari jalan pasar besar kemudian belok kiri adalah zainul arifin , di waktu malam selain akhir minggu , berjalan di area ini sangat menyenangkan. Serasa berada di kawasan pertokoan lawas. Oh ya, Zainul Arifin diambil dari nama salah satu pahlawan nasional KH Zainul Arifin (1909 - 1963), panglima Hizbullah dan merupakan tokoh NU selama jaman perjuangan hingga kemerdekaan. Beliau meninggal setelah 10 bulan menderita luka tembak yg didapat saat sholat Idul Adha di barisan terdepan bersama presiden. Penembak tersebut dari pemberontak DI/TII
inset : Zainul Arifin bersama Sukarno di Masjid Leningrad, Uni Soviet pada 1960

0 komentar:

Post a Comment